Tidak banyak yang pernah dengar dua kata tersebut; Long Apari. Jangankan orang yang tinggal di luar propinsi Kalimantan Timur, orang-orang yang berdomisili di Ibu Kota propinsi ini saja bisa dihitung jari yang mengetahui maknanya.
Long Apari sebuah nama salah satu kecamatan di Kabupaten Kutai Bara (KUBAR). Kecamatan ini sendiri berada jauh di perbatasan Kalimantan Timur dengan Malaysia Timur. Sekarang ini dalam kecamatan Long Apari bercokol 9 kampung; salah satunya Long Korioq.
Long Korioq, sebuah kampung yang sekarang menjadi tujuan beberapa orang bermodal besar. Kampung ini di huni oleh Suku Penihing yang merupakan rumpun dari suku Dayak Aoheng. Mata pencaharian masyarakat sebenarnya bertani; berladang; meski saat ini masih di bingungkan dengan keberadaan hasil alam yang menggiurkan seperti Sarang Walet, Gaharu dan Emas. Jadi Sebenarnya itulah tujuan dari orang-orang kota kesana, ingin mengeruk habis hasil alam tersebut untuk keuntungan mereka semata. Tanpa pernah berpikir kelangsungan hidup alam dan habitatnya.
Meski sebenarnya saya dilahirkan di luar negeri; Malaysia; tahun 1970, sepuluh tahun saya makan,tidur, bermain dan besarnya di kampung ini. Banyak cerita dan pengalaman indah yang masih terpatri dalam ingatan saya tentang eksotisnya kampung ini. Bagaimana kehidupan gotong royong masyarakat waktu itu yang masih sangat alami. Kalau ingin makan ikan saya tinggal memancing di pinggir sungai yang begitu banyak ikannya. Dan masih banyak lagi kenangan yang sangat berkesan, salah satunya permainan gasing ( beang-dalam bahasa penihing)
Mungkin kalau tidak ada sesuatu yang sangat penting dalam hidup saya tahun 1980, mungkin tidak akan pernah kampung ini saya tinggalkan. Tapi demikianlah adanya, tanpa lika-liku kehidupan yang kadang memaksa, manusia tidak akan bisa berkembang.
Long Korioq kampung halamanku.
No comments:
Post a Comment